Minggu, 30 Oktober 2011

perbedaan konsep antara museum, kearsipan, perpustakaan, dan dokumentasi




Perbedaan
Museum
Kearsipan
Perpustakaan
dokumentasi
definisi
berdasarkan definisi yang diberikanInternational Council of Museums disingkatICOM, adalah institusipermanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepadamasyarakat untuk kebutuhan studi,pendidikan, dan kesenangan
Kearsipan adalahsuatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu.
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Kegiatan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi dalam bidang pengetahuan;
 pemberian atau pengumpulan
bukti-bukti dan keterangan-keterangan
(spt gambar, kutipan);

Museum          : garis bawah kegiatan permuseuman yaitu pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan
Kearsipan        : garis bawah proses kearsipan meliputi penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan ( kronologis )
Perpustakaan   : garis besar kegiatannya adalah pengelolaan koleksi
Dokumentasi   : Urutan  kegiatan pendokumentasian menurut definisi diatas meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi



Daftar pustaka

KBBI 2008
UU no 43 tahun 2007

algoritma menara hanoi

Memindahkan piringan yang memiliki nilai teracak menjadi berurutan dengan menggunakan Solusi Langsung => greedy
Tentukan Elemen/Komponen di bawah ini: (urutan pengerjaannya bebas)
-          Menara kandidat
-          Menara solusi
-          Fungsi seleksi
-          Fungsi kelayakan
-          Fungsi objektif/tujuan
Misal :
Ada 3 buah menara A B C, dimana:
Menara A berisi tumpukkan piringan (dari atas ke bawah) dimana setiap piringan memiliki nilai  1, 4, 2, 3, 5, 6, 3. Sementara menara B dan C tidak ada tumpukkan piringan, tugas saat ini adalah memindahkan semua tumpukkan piringan pada menara A ke menara C dengan tumpukkan piringan yang berurutan kecil ke besar dari atas ke bawah.

Fungsi objektif/tujuan :
A = {1,4,2,3,5,6,3} pindahkan ke C = {1,2,3,3,4,5,6}

Menara kandidat :
A = {1,4,2,3,5,6,3}

Menara solusi :
  1. Nilai dari setiap piringan yang ada pada menara A memang tidak diurutkan
  2. Untuk setiap piringan yang bernilai  yang ada pada menara bandingkan current piringan(n) dengan current piringan + 1 (n+1)
  3. Jika n < (n+1) maka pindahkan n ke menara kosong selain menara tujuan(hanya untuk tahap pertama), pada kasus ini C merupakan menara tujuan
  4. Jika n > (n+1) maka pindahkan n ke menara kosong lainnya
  5. Untuk setiap piringan yang bernilai  paling terakhir/sisa pindahkan ke menara yang pertama kali dipilih pada setiap langkah pemindahan piringan

Fungsi seleksi :
Seleksi piringan : apakah n < (n+1) atau n > (n+1)

Fungsi Kelayakan :
Seleksi menara A
A = {1,4,2,3,5,6,3}
B = {}
C = {}
Bandingkan untuk setiap piringan yang memiliki nilai yang berada pada menara A :
Apakah 1 < 4 ?  ya, masukkan piringan yang bernilai  1 ke menara kosong selain menara tujuan; B = {1}
Apakah 4 < 2 ? tidak, masukkan piringan yang bernilai  4 ke menara lainnya; C = {4}
Apakah 2 < 3 ?  ya, masukkan piringan yang bernilai  2 ke menara terdekat; B = {1,2}
Apakah 3 < 5 ?  ya, masukkan piringan yang bernilai  3 ke menara terdekat; B = {1,2,3}
Apakah 5 < 6 ?  ya, masukkan piringan yang bernilai  5 ke menara terdekat; B = {1,2,3,5}
Apakah 6 < 3 ?  tidak, masukkan piringan yang bernilai  6 ke menara lainnya; C = {4,6}
Untuk sisa piringan yang berada pada menara A dimasukkan ke menara yang pertama kali dipilih; B = {1,2,3,5,3}
Hasil dari uji kelayakan tahap I
A = {}
B = {1,2,3,5,3}
C = {4,6}
Hasil pada tahap ini diseleksi kembali menjadi :
A = {1,2,3,3}
B = {}
C = {4,6,5}
Seleksi menara C
A = {1,2,3,3,4}
B = {6,5}
C = {}
Seleksi menara A
A = {}
B = {6,5}
C = {1,2,3,3,4,5,6}

sebagai contoh akan saya beri gambarnya seperti di bawah ini,cekidot:

Sabtu, 24 September 2011

Notasi Algoritmik


Contoh Jenis – jenis Notasi Algoritmik
Sebuah komposisi musik di tulis kedalam bentuk sebuah notasi sehingga bisa dimainkan oleh pemain musik, begitu pula dengan algoritma layaknya sebuah komposisi musik algoritma memiliki notasi yang dikenal dengan sebutan notasi algoritmik yaitu rancangan yang berisi urutan langkah-langkah solusi yang ditulis dalam notasi notasi deskriptif. Perlu diingat sekali lagi bahwa notasi algoritmik bukan termasuk bahasa pemograman. Berikut ini contoh notasi algoritmik:

1. Notasi I:menyatakan langkah-langkah algoritma dengan rangkaian kalimat deskriptif

PROGRAM langkah-langkah membuat telor ceplok

ALGORITMA

1. letakan wajan yang berisi minyak goreng di atas kompor

2. nyalakan kompor

3. jika wajan yang berisi minyak goreng mendidih

4. tunggu sampai mendidih selama 5 menit

5. masukan telur kedalam wajan

6.taburi garam ¼ sendok teh

7.goreng sampai matang selama 2 menit

8.angkat telur dari wajan

9.letakan diatas piring makan

Description: Posted Image

Notasi II: langkah langkah membuat telor ceplok menggunakan diagram alir (flow chart).

Notasi agoritmik pada jenis ini menggunakan diagram alir setiap instruksi digambarkan melalui visual dari pada struktur program. Kotak empat persegi panjang menyatakan proses, sedangkan pernyataan kondisional dinyatakan dengan bentuk intan (diamond). Lihat gambar contoh diagram alir.











<br mce_bogus="1">contoh Notasi 2 dengan menggunakan 






diagram alir / flow chart Notasi III langkah langkah membuat telor ceplok menggunakan pseudo-code

lihat kembali keterangan tentang proses membuat telor ceplok merujuk pada langkah – langkahnya maka kita akan mendapatkan sembilan urutan langkah yaitu langkah 1-9 yang berisikan intruksi spesifik untuk dikerjakan. Kita analogikan nomor 1 sebagai proses 1 yang berarti intruksi untuk meletakan wajan yang berisi minyak goreng diatas kompor dan nomor 2 berarti kita analogikan kembali sebagai proses 2 yaitu intruksi untuk menyalakan kompor. Begitu selanjutnya untuk proses – proses yang berikutnya sampai pada nomor 9.

PROGRAM membuat telor ceplok

DEKLARASI:

proses1=” letakan wajan yang berisi minyak goreng di atas kompor” : string

proses2=” nyalakan kompor” : string

proses3=”tunggu sampai minyak goreng mendidih selama 5 menit” : string

proses4= ”minyak goreng mendidih” : string

proses5=”masukan telur kedalam wajan” : string

proses6=”taburi garam ¼ sendok teh” : string

proses7=goreng sampai matang selama 2 menit : string

proses8=”angkat telur dari wajan” : string

proses9=”letakan diatas piring makan” string

ALGORITMA

baca 9 nilai simpan di proses1,proses2, ...,proses9}


read (proses1)

{membaca instruksi proses 1}

read (proses2)

{membaca instruksi proses 2}

read (proses4)

{membaca instruksi proses 3}

read (proses5)

{membaca instruksi proses5}

read (proses6)

{membaca instruksi proses6}

read (proses7)

{membaca instruksi proses7}

read (proses8)

{membaca instruksi proses8}

read (proses9)

{membaca instruksi proses9}

//mencetak nilai proses 1, proses 2, proses 3,...,proses 9,//

write (proses1)

{cetak proses 1 yaitu letakan wajan yang berisi minyak goreng di atas kompor}

write (proses2)

if proses4 telah tercapai

{cek kondisi jika wajan yang berisi minyak goreng sudah mendidih}

write (proses4)

{mencetak instruksi proses 4}

write(proses5)

{mencetak instruksi proses5}

write(proses6)

{membaca instruksi proses6}

write (proses7)

{mencetak instruksi proses7}

write (proses8)

{mencetak instruksi proses8}

write (proses8)

{mencetak instruksi proses8}

else

{cek kondisi jika wajan yang berisi minyak goreng tidak mendidih}

write (proses3)

{mencetak instruksi proses3}

Fakta #1: Mencairnya es di kutub utara & selatan
Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya! Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Tetapi data es tahunan yang tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka berpikir ulang mengenai model prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor kunci yang tidak mereka ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan data es terbaru, serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan: HAMPIR SEMUA ES  DI KUTUB UTARA AKAN LENYAP ANTARA TAHUN 2008 - 2012!
Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh. Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 12.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
“Beberapa kejadian akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari Institut Kelautan Wood Hole. Perubahan di Antartika sangat kompleks dan lebih terisolasi dari seluruh bagian dunia.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
Fakta #2: Meningkatnya level permukaan laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut (grafik di samping menunjukkan hasil pengukuran level permukaan air laut selama beberapa tahun terakhir). Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter! Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
Peningkatan Level Permukaan Laut yang diukur oleh satelit TOPEX/Poseidon dan Jason-1 (Sumber: NASA)
Fakta #3: Perubahan Iklim/cuaca yang semakin ekstrim
NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat. Tanpa diperkuat oleh pernyataan NASA di atas pun Anda sudah dapat melihat efeknya pada lingkungan di sekitar kita. Anda tentu menyadari betapa panasnya suhu di sekitar Anda belakangan ini. Anda juga dapat melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Anda juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah terntentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai yang mengganggu jalannya pelayaran dan pengangkutan baik via laut maupun udara.
Bila fenomena dalam negeri masih belum cukup bagi Anda, Anda dapat juga mencermati berita-berita internasional mengenai bencana alam. Badai topan di Jepang dan Amerika Serikat terus memecahkan rekor kecepatan angin, skala, dan kekuatan badai dari tahun ke tahun, curah hujan dan badai salju di China juga terus memecahkan rekor baru dari tahun ke tahun. Anda dapat mencermati informasi-informasi ini melalui media massa maupun internet. Tidak ada satu benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini.
Fakta #4: Gelombang Panas menjadi Semakin Ganas
Pemanasan Global mengakibatkan gelombang panas menjadi semakin sering terjadi dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu yang dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St. George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 48o Celcius! (Sebagai perbandingan, Anda dapat membayangkan suhu kota Surabaya yang terkenal panas ‘hanya’ berkisar di antara 30o-37o Celcius). Suhu di St. George disusul oleh Las Vegas dan Nevada yang mencapai 47o Celcius, serta beberapa kota lain di Amerika Serikat yang rata-rata suhunya di atas 40o Celcius. Daerah Death Valley di California malah sempat mencatat suhu 53o Celcius! Serangan gelombang panas kali ini bahkan memaksa pemerintah di beberapa negara bagian untuk mendeklarasikan status darurat siaga I. Serangan tahun itu memakan beberapa korban meninggal (karena kepanasan), mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil pertanian, memicu kebakaran hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan ternak.
Pada tahun 2003, daerah Eropa Selatan juga pernah mendapat serangan gelombang panas hebat yang mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang meninggal dunia dengan korban terbanyak dari Perancis (14.802 jiwa). Perancis merupakan negara dengan korban jiwa terbanyak karena tidak siapnya penduduk dan pemerintah setempat atas fenomena gelombang panas sebesar itu. Korban jiwa lainnya tersebar mulai dari Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, dan negara- negara Eropa lainnya. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata di daerah Eropa.
Mungkin kita tidak mengalami gelombang-gelombang panas maha dahsyat seperti yang dialami oleh Eropa dan Amerika Serikat, tetapi melalui pengamatan dan dari apa yang Anda rasakan sehari-harinya. Anda dapat juga merasakan betapa panasnya suhu di sekitar Anda. Cobalah perhatikan seberapa sering Anda mendengar ataupun mungkin mengucapkan sendiri kata-kata seperti: “Panas banget ya hari ini!” Apabila Anda kebetulan bekerja di dalam ruangan ber-AC dari pagi hingga siang hari sehingga Anda tidak sempat merasakan panasnya suhu belakangan ini, Anda dapat menanyakannya kepada teman-teman ataupun orang disekitar Anda yang kebetulan bekerja di luar ruang. Orang-orang yang sehari-harinya bekerja dengan menggunakan kendaraan terbuka di siang hari bolong (misalnya sales dengan sepeda motor) mungkin dapat menceritakan dengan lebih jelas betapa panasnya sinar matahari yang menyengat punggung mereka.
Fakta #5: Habisnya Gletser- Sumber Air Bersih Dunia
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih, dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia. Dan sayangnya itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan!
NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.

pemanasan global

Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.